Industri tekstil lokal mengeluhkan impor yang menggempur pasar Indonesia
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Konveksi Indonesia (APKI) mengatakan, dua tahun terakhir ini banyak sekali barang impor yang masuk, hingga 60% anggota usaha kecil dan menengah tutup, 50% sulit bertahan, karena rendahnya harga impor, dicurigai adanya impor ilegal, usaha lokal sulit bersaing, telah merumahkan karyawan, menutup pabrik.Ia berharap untuk memperjuangkan pasar yang lebih besar untuk UKM tekstil di negara ini, dengan alasan bahwa Indonesia memiliki daya beli yang kuat dan inflasi yang rendah, dan bahwa UKM akan berkembang jika masyarakat lokal menguasai setidaknya 701 pasar TP3T. Ketua Asosiasi Produsen Serat dan Filamen Indonesia mendesak pemerintah untuk memperhatikan model impor grosir/inkubasi, seperti membedakan antara impor jalur merah dan jalur hijau di pelabuhan, menunjukkan bahwa pemerintah telah melonggarkan impor, seperti dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 8/2024, dan juga mengatakan bahwa sistem pemeriksaan Bea Cukai Indonesia tertinggal dari negara-negara tetangga dan upaya untuk memperbaikinya telah ditolak.