Para ahli percaya bahwa Prabowo masih menghargai investasi Cina
Seorang penasihat senior Laboratorium Indonesia 2045 (Lab 45) memprediksi bahwa Presiden terpilih Prabowo akan mengikuti jejak pendahulunya, Presiden Joko, ketika ia berkuasa.Satu hal yang perlu ditekankan adalah masalah investasi, dan ia percaya bahwa presiden kedelapan Indonesia akan tetap melirik investasi dari Tiongkok. Jika ia memprediksi apa yang akan dilakukan Prabowo, dinamika geopolitik akan membawa uang masuk ke Indonesia, tetapi masih akan datang dari China, masih akan datang dari petrodolar.Meskipun begitu, ia percaya bahwa Prabowo tidak akan mengikuti langkah Joko dalam pendekatannya ke Arab Saudi atau UEA, dan ia memperkirakan bahwa Prabowo akan lebih memilih Qatar untuk investasi. Jika di masa lalu Joko lebih memilih Arab Saudi dan UEA, Prabowo akan lebih memilih Qatar. Kemudian ketika datang ke Eropa Barat, mereka rata-rata dan sangat sulit untuk mendapatkan investasi dari mereka. Selain itu, dinamika geopolitik yang dihadapi Prabowo di masa depan akan lebih kompleks, sehingga pilihan untuk membawa investasi asing ke Indonesia akan lebih terbatas dibandingkan saat Presiden Joko pertama kali berkuasa pada tahun 2014. Mengingat perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, invasi Israel ke Gaza kini meluas ke Lebanon, Yaman, Suriah, dan Iran. Skenario terburuknya adalah situasi global yang mengerikan dan Indonesia tidak berperang dengan siapa pun, tetapi AS dan Australia harus bersaing di wilayah lokal untuk mengamankan kepentingan mereka di Asia Timur, yang merupakan satu-satunya hal yang mereka khawatirkan.
Hubungan ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok disebut-sebut memasuki masa keemasan di era kepemimpinan kedua kepala negara, Presiden Joko dan pemimpin Tiongkok, terbukti dengan naiknya peringkat investasi Tiongkok yang kini berada di posisi kedua, menurut Konselor Ekonomi dan Komersial Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Penanaman Modal/BKPM, investasi Tiongkok pada tahun 2022 dan 2023 merupakan yang tertinggi kedua di Indonesia dengan nilai masing-masing sebesar US$8,2 miliar dan US$7,4 miliar. Peringkat ini naik dari tahun 2021, ketika Cina berada di peringkat ketiga dengan investasi sebesar US$3,1 miliar. Dalam satu dekade pemerintahan Joko, Indonesia telah memasuki era keemasan dalam hubungan ekonominya dengan Tiongkok, naik dari peringkat ke-12 dalam hal pencapaian investasi menjadi peringkat kedua setelah Singapura. Kerja sama investasi telah menjadi alat akselerasi dalam dekade emas ini dan menjadi kunci pembangunan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan investasi Tiongkok di Indonesia juga didukung oleh kebijakan hilirisasi yang dipromosikan oleh Presiden Joko, dengan para investor Tiongkok yang menanggapi program ini dengan sangat positif. Ia mencontohkan perkembangan Kabupaten Morowali sebagai contoh betapa berbedanya dengan satu dekade yang lalu, di mana Morowali yang dulunya didominasi oleh para nelayan kini telah berhasil memproduksi barang-barang industri.