Tiktok dilaporkan berencana untuk memasuki pasar agen perjalanan online di Asia Tenggara
TikTok, platform perdagangan sosial asal Tiongkok, mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk mengakuisisi perusahaan teknologi perjalanan online (OTA) di Indonesia untuk saat ini. TikTok juga tidak menanggapi rumor yang beredar tentang pembukaan bisnis seperti pemesanan tiket pesawat, restoran, dan hotel.TikTok dikabarkan sedang mengembangkan bisnis baru dengan rencana untuk memasuki pasar pemesanan tiket pesawat dan akomodasi hotel di Jakarta, Bangkok dan Singapura.Seorang sumber anonim di South China Morning Post mengatakan bahwa cara untuk mencapai hal tersebut adalah dengan bermitra dengan pihak ketiga, dan juru bicara TikTok mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk mengakuisisi online travel agent (OTA) lokal untuk saat ini. Sebelumnya, South China Morning Post melaporkan bahwa TikTok telah membuka 30 lowongan untuk posisi terkait di tiga negara - Thailand, Indonesia, dan Singapura - untuk mengembangkan bisnis baru. Jika rencana ini berjalan, pengguna TikTok akan dapat membeli layanan akomodasi tanpa harus berpindah aplikasi. Ada juga rumor yang mengatakan bahwa TikTok akan bermitra dengan vendor OTA Indonesia untuk memuluskan rencananya, dan bahwa TikTok berencana untuk masuk ke kategori rekreasi dengan mengizinkan pengguna untuk membeli kupon tiket pesawat yang ditawarkan oleh pihak ketiga.
Statista melaporkan bahwa pasar aplikasi perjalanan di Indonesia mencapai US$33 juta pada tahun 2022 dan pasar ini diperkirakan akan tumbuh menjadi US$533 juta pada tahun 2027. Saat ini ada dua bisnis travel online besar di Indonesia, yaitu Traveloka dan Tiket.com Pendapatan Traveloka mencapai Rp 3,46 triliun pada tahun 2022, naik 75% YoY, sedangkan kerugian perusahaan sebesar Rp 1,5 triliun, turun 29% dari Rp 2,1 triliun di tahun 2021, sedangkan Tiket. com melaporkan peningkatan 22% untuk pesanan tiket pesawat, 36% untuk pesanan akomodasi, dan 22% untuk pesanan perjalanan antara Februari dan Juli 2023.Pertumbuhan ini sejalan dengan membaiknya industri pariwisata setelah pandemi Covid-19. Induk usaha TikTok, ByteDance, cukup aktif di Indonesia, dan pada Januari 2024, ByteDance mengakuisisi saham GoTo di Tokopedia 75% senilai $1,5 miliar, sebuah langkah yang memungkinkan TikTok untuk berjualan di Indonesia setelah sempat dilarang oleh Kementerian Perdagangan. Pasca akuisisi, TikTok berfokus pada pemberdayaan UMKM lokal dengan mendorong beberapa program dan juga berusaha menjalankan bisnisnya secara efisien dengan merestrukturisasi 450 karyawan TikTok-Tokopedia pada bulan Juni 2024.