Pertumbuhan Ekspor Indonesia di Tahun 2023, Didorong oleh Kebijakan dan Kerja Sama Global yang Diperkuat
Data terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekspor Indonesia pada tahun 2023 mencapai pertumbuhan tahun ke tahun sebesar 8,55% dibandingkan tahun 2022, dan nilai ekspor pada bulan Desember mencapai US$22,41 miliar, menandai bulan ke-44 secara berturut-turut sejak Mei 2020 di mana Indonesia mempertahankan surplus perdagangan. Tren positif ekspor pada tahun 2023 mencerminkan ketahanan yang kuat dari pembangunan ekonomi Indonesia, menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Indonesia, Fibilio. Dalam rangka memperluas perdagangan ekspor, Indonesia telah mempromosikan kebijakan dan langkah-langkah yang relevan dalam beberapa tahun terakhir, dan telah membentuk lembaga-lembaga profesional seperti Pusat Promosi Perdagangan.2023 Pada bulan September, sebuah kelompok kerja nasional khusus untuk promosi ekspor juga telah dibentuk, dan kementerian dan lembaga terkait juga telah meningkatkan upaya mereka dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi dan data pasar, dengan tujuan memberikan panduan kebijakan kepada para eksportir untuk meningkatkan daya saing mereka. Pada bulan Desember tahun lalu, Kementerian Luar Negeri Indonesia juga menyelenggarakan sebuah forum untuk membahas peluang bisnis di kawasan Asia Pasifik dan Afrika, dan berencana untuk menerbitkan sebuah laporan pada tahun 2024 mengenai data ekonomi dan kawasan tertentu.
Menurut data resmi, eksportir UMKM di Indonesia menyumbang 77,28% dari total jumlah eksportir, tetapi nilai ekspor mereka hanya menyumbang 4,1% dari total nilai ekspor, oleh karena itu, pemerintah Indonesia mendukung UMKM dalam berbagai aspek seperti kebijakan, dana, dan informasi, serta mendorong dan mempromosikan lingkungan bisnis bagi perusahaan-perusahaan ini untuk mencapai persaingan yang adil dan pengembangan bersama dengan meningkatkan pembiayaan, memberikan pelatihan, menyederhanakan kualifikasi dan prosedur untuk akses pasar, menyelenggarakan pameran perdagangan internasional, dan mengembangkan e-commerce dan pembayaran elektronik. Hal ini telah meningkatkan lingkungan bisnis untuk perusahaan-perusahaan ini dengan meningkatkan pembiayaan, memberikan pelatihan, menyederhanakan kualifikasi dan prosedur akses pasar, menyelenggarakan pameran perdagangan internasional, mengembangkan e-commerce dan pembayaran elektronik, dll., serta mendorong dan memfasilitasi ekspor produk dari UMKM untuk mencapai persaingan yang sehat dan pembangunan bersama. Mengingat sebagian besar produk ekspor adalah bahan baku primer, Pemerintah Indonesia telah memberikan perhatian lebih dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan nilai tambah produk ekspor dan mendorong investasi dalam industri pengolahan. Sejak tahun 2014, Indonesia telah menyesuaikan kebijakan pertambangannya untuk mengurangi ekspor beberapa bahan mentah bijih dan mendorong pembangunan smelter untuk memproduksi baja nirkarat dan produk olahan lainnya, dengan tujuan untuk memperluas rantai industri dalam negeri dan meningkatkan nilai tambah produk. Sebagai contoh, nilai tambah bijih nikel yang diolah menjadi feronikel dapat meningkat beberapa kali lipat, yang diharapkan dapat meningkatkan lebih banyak pendapatan devisa.
Kementerian Perdagangan Indonesia, melalui Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN), mengatakan bahwa mereka akan mengembangkan lebih lanjut industri hilir bahan baku di masa depan dan terus melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan nilai tambah produk ekspor, dengan tujuan untuk memperluas perdagangan ekspor di tahun 2024. China, mitra dagang terpenting Indonesia, target ekspor dan sumber impor, mengalami peningkatan perdagangan bilateral mencapai US$127,12 miliar pada tahun 2023. Indonesia telah menetapkan target untuk meningkatkan ekspornya ke Tiongkok menjadi antara US$65 miliar dan US$70 miliar pada tahun 2024 dan telah mengembangkan beberapa program kerja sama. Indonesia akan memperdalam kerja sama perdagangan dengan Tiongkok dan mempromosikan produk-produk Indonesia di pasar Tiongkok dengan menyelenggarakan pameran dan acara-acara lainnya, tegas Didi Sumedi, kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan. Dalam rangka mendiversifikasi pasar perdagangan, Kementerian Perdagangan Indonesia terus berupaya mengembangkan pasar ekspor baru, mencari kerjasama perdagangan luar negeri dengan lebih banyak negara dan wilayah seperti Afrika, Timur Tengah dan Amerika Latin, dan menjajaki penandatanganan FTA, perjanjian perdagangan istimewa, dan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif, dan sebagainya, dalam rangka memperluas jangkauan produk dalam negeri.
Sumber berita:People's Daily (surat kabar RRT)